Jumat, 26 Maret 2010

Sehari Kirim 1500 Tokek Ke JATIM




PURWOREJO - Tokek dikenal awam sebagai reptil yang menyeramkan bahkan kedatangnya di rumah-rumah tidak diinginkan. Namun siapa sangka, hewan yang memiliki anatomi tubuh unik dan memiliki suara khas ini memiliki nilai jual. Tokek bahkan telah menembus pasar ekspor dengan omzet menggiurkan.
Salah seorang pengepul tokek di Purworejo yakni Zainun, 49, warga Lugosobo, Kecamatan/Kabupaten Purworejo. Ribuan tokek setiap hari dikumpulkan dan dikirim dari tempat itu. Kandang penangkaran yang disediakan khusus dengan dinding kawat strimin pun nampak seperti kebun binatang khusus tokek.
Tokek-tokek tersebut berasal dari para pengobor (pemburu tokek) di Purworejo yang menjual hasil tangkapannya di tempat Zainun. Setiap hari kandang penangkaran Zainun terisi kurang lebih 700-1.500 ekor tokek. “Saat ini ada sekitar 2.500 ekor tokek, nantinya akan dibawa ke Sidoarjo atau Kediri, Jawa Timur untuk dikeringkan dan katanya akan di ekspor ke Taiwan atau Amerika,” ungkap Zainun.
Sebelum diekspor, tokek melalui proses pengeringan dengan cara dioven. Tubuh tokek direntangkan dengan lidi atau bambu. Setelah benar-benar kering tokek baru diekspor, belakangan diketahui tokek-tokek tersebut digunakan sebagai bahan obat kulit dan juga kosmetik yang cukup mahal harganya.
Zainun sudah lama menekuni usaha pengepul tokek, tidak kurang dari hampir 3 tahun hari-harinya disibukkan dengan memilah jenis tokek sesuai ukuran untuk kemudian disortir dan dikemas sambil menunggu pengepul besar dari Jawa Timur datang. “Sebelum memasok tokek, saya bersama istri (Tarwiyati) mengepul belut dan katak sejak 1988, saat ini kami juga masih menyetok belut, namun tokek menjadi prioritas kami karena lebih menjanjikan,” paparnya.
Dikatakan Zainun, habitat tokek di bangunan-bangunan tua, pohon kelapa atau pemakaman. Pada musim kemarau biasanya populasi tokek banyak dan mudah dijumpai. Pemburu tokek berada di daerah pinggiran kota, seperti Kaliboto, Gebang, Banyuurip, Loano dan Kaligesing.
Jenis tokek juga beragam, ada juga tokek yang berkulit putih (albino, red), ada yang mencapai ukuran 3 ons. ‘’Harganya cukup mahal mencapai jutaan rupiah,’’ lanjut Zainun.
Bahkan dia mengaku pernah memperoleh tokek berkulit putih dari sebuah makam. “Namun saya mengalami kejadian aneh, anak sulung saya tiba-tiba sakit, dan akhirnya saya kembalikan tokek itu ke tempatnya semula. Jadi harus hati-hati untuk jenis tokek yang tidak lumrah,” ujarnya.
Salah seorang pengobor tokek, Mirat, warga Cengkawakrejo, Kecamatan Banyuurip mengkisahkan dulu sempat ada yang mendapatkan tokek berukuran 4,2 ons, dan dibeli orang Jakarta seharga Rp 1,5 juta. “Saat ditangkap di sebuah tempat keramat ukurannanya sekitar 4,2 ons, namun ketika sampai Jakarta berubah menjadi 2,2 ons,” katanya.
Harga tokek dibedakan dalam kelas, dibeli dari pengobor untuk tokek kelas A Rp 29.000 per kilogram dan satu kilo terdiri dari 30 ekor. Tokek untuk kelas B Rp 16.000 per kilogram, satu kilo ada sekitar 60 ekor tokek. “Sementara kami menjual ke pengepul besar untuk tokek kelas A seharga Rp 32.000 sementara untuk tokek kelas B seharga Rp 17.000 dan saat dikirim kondisi tokek harus utuh, tidak boleh cacat, seperti ekor putus,” katanya.

4 komentar: